Reuni Yang Tak Terduga (Cerita Pendek Romantis Cinta)

Cerita Pendek
4 min readMar 30, 2021

--

Translated from Hebel Johann Peter “Unexpected Reunion”

Di Falun, Swedia, lima puluh tahun yang lalu, seorang penambang muda mencium calon tunangannya dan berkata, ‘Di hari pesta Saint Lucia pendeta akan memberkati cinta kita dan kita akan menjadi sepasang suami istri dan mulai membuat rumah kita sendiri.’ ‘Dan kedamaian dan cinta akan berada di tempat itu bersama kita,’ kata tunangannya dengan tersenyum manis, ‘karena untukmulah segalanya untukku, dan tanpamu aku akan cepat berada di pemakaman daripada tempat lain’.

Ketika sebelum Saint Lucia, pendeta telah memanggil nama mereka di gereja untuk kedua kalinya:’Jika salah satu dari kalian mengetahui alasan, atau halangan, kenapa dua orang ini tidak bisa disatukan bersama dalam kesatuan yang suci’ — kematian memanggil. Karena di hari berikutnya ketika laki-laki muda tersebut melewati rumah tunangannya dengan pakaian hitam penambang(seorang penambang selalu memakai pakaian yang siap untuk pemakamannya), dia mengetuk jendela seperti biasanya dan mengatakan selamat pagi seperti biasa, tetapi dia tidak memberikan selamat petang . Dia tidak kembali dari tambang, dan dalam kesia-siaan di pagi hari yang sama dia merajut batas merah di saputangan hitam untuk dia pakai di hari pernikahan mereka, dan ketika dia tidak kembali dia meletakkannya, dan dia menangisinya, dan tidak pernah melupakannya.

Sementara itu kota Lisbon di Portugal hancur oleh gempa bumi, perang panjang tujuh tahun datang dan pergi, Kaisar I Prancis meninggal, para jesuit bubar, Polandia terpecah, Kaisar Maria Theresa meninggal, dan para Struensee dieksekusi, dan armada Spanyol gagal menguasai Gobraltar. Orang-orang Turki mengurung Jendral Stein di Gua Veterane Hungaria, dan Kaisar Joseph juga menignggal. Raja Gustavus Swedia menguasai Finlandia Rusia, Revolusi Prancis datang dan kemudian perang berkepanjangan mulai, dan Kaisar Leopold II juga dikuburkan. Napoleon mengalahkan Prussia, Orang-orang Inggris membombardir Kopenhagen, dan para petani menabur dan menuai. Para penggiling menumbuk jagung, para pembuat logam memanggul palu-palu mereka, dan para penambang menggali untuk sejumput logam di tempat kerja mereka di bawah tanah.

Tetapi di tahun 1809, dalam sehari atau dua hari sebelum pesta Saint John, ketika para penambang di Falun mencoba untuk membuka jalur baru diantara dua celah, mereka menggali dari puing-puing dan vitriol cair, sejauh tiga ratus yard dibawah tanah, jasad seorang pemuda terendam vitriol berbesi tetapi tidak sedikitpun tersentuh oleh kerusakan dan tak terubah, jadi semua penampakannya dan umurnya masih sangat bisa di kenali, seperti ia baru saja meningggal sejam yang lalu atau hanya sedang akan berangkat kerja.

Tetapi ketika mereka membawanya ke permukaan ayahnya dan ibunya dan teman-teman dan rekan-rekannya telah lama meninggal, dan tidak ada yang mengatakan mengenal pemuda yang tertidur itu atau mengingat kecelakaanya, sampai seorang wanita datang yang telah dijanjikan ke penambang yang suatu hari pergi turun dan tidak kembali. Beruban dan bongkok, dia tertatih-tatih dengan krek ke tempat dimana dia dibaringkan dan mengenali tunangannya; dan lebih ke sebuah kegirangan kebahagiaan daripada berduka, dia terbenam tenggelam akan jasad kekasihnya, dan telah sampai beberapa saat sebelum dia kembali dari luapan emosi. ‘Dia adalah tunanganku,’ katanya akhirnya, ‘yang mana telah aku dukai selama lima puluh tahun terakhir ini, dan sekarang Tuhan memberkati bahwa aku melihatnya sekali lagi sebelum aku mati. Seminggu sebelum pernikahan kami dia pergi ke bawah tanah dan tidak pernah muncul lagi.’ Hati orang-orang yang ada disana tergerak oleh kesedihan dan tangisan ketika mereka melihat mantan calon mempelai itu adalah seorang wanita tua yang telah kehilangan kecantikan dan kekuatannya, dan pengantin prianya masih dalam keperkasaan masa mudanya, dan bagaimana bara dari cinta muda terpercik kembali di dadanya setelah lima puluh tahun, tapi jasad itu tidak membuka mulutnya untuk tersenyum, atau matanya untuk melihat orang yang mengenali dirinya, para penambang telah membawanya ke rumahnya sampai makamnya siap di halaman gereja.

Hari selanjutnya ketika pemakaman telah siap di halaman gereja dan para penambang datang untuk menempatkannya dia membuka peti mati dan menaruh saputangan sutra hitam dengan garis merah di pinggirnya, dan kemudian dia pergi bersamanya ke pemakaman dengan pakaian minggu terbaiknya, seperti itu adalah hari pernikahannya, bukan hari pemakaman. Kau lihat, sesaat sebelum mereka menurunkannya ke pemakamannya di halaman gereja dia berkata, ‘Tidurlah dengan baik untuk beberapa hari lagi atau minggu atau lebih panjang di tempat tidur dinginmu, dan jangan biarkan waktu membebanimu! Aku hanya memiliki beberapa sedikit hal lagi yang bisa kulakukan, dan aku akan bergabung denganmu beberapa saat lagi, dan beberapa saat lagi hari akan menjadi petang.’

‘Apa yang telah bumi berikan kembali sekali lagi itu tidak akan tertahan di pemanggilan terakhir’, katanya sesaat sebelum dia pergi dan menengok lewat punggungunya sekali lagi untuk terakhirnya.

--

--

Cerita Pendek
Cerita Pendek

No responses yet